(0411) 3621701
08:00-18:00
2 Jam
15:00-17:00
Rp.7.500 - Rp.10.000
1010 Pengguna
Benteng Fort Rotterdam Makassar ini dipenuhi bangunan-bangunan kuno berarsitektur Eropa pada abad 17. Dinding Fort Rotterdam ini dibangun dari susunan batu dan tanah liat dengan ketebalan sekitar 2 meter. Tingginya benteng ini berbeda-beda, mulai dari 5 hingga 7 meter. Di kawasan dalam benteng hingga kini berdiri 15 bangunan klasik berarsitektur Eropa.
Benteng ini dibangun oleh Sultan Daeng Bonto Karaeng atau Raja Kerajaan Gowa Tallo ke IX pada tahun 1545. Pertama kali orang-orang menyebut benteng ini dengan nama Benteng Panyua, kalau dalam bahasa Bugis berarti penyu karena bangunan ini membentuk lima sudut yang jika dilihat dari atas sepintas mirip seekor penyu.
Selain itu, di dalam benteng terdapat Museum La Galigo yang merupakan museum tertua di Sulawesi Selatan ini menyimpan lebih dari 5.000 koleksi. Koleksi yang ada di museum ini di antaranya ada koleksi numismatic, prasejarah, keramik, dan naskah. Di tempat ini juga ada etnografi yang terdiri dari beberapa jenis teknologi dan kesenian.
Ada dua alternatif jalan, kalau kamu dari Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin melalui Jl. Tol Insinyur Sutami dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.
Sementara dari Pelabuhan Soekarno-Hatta melalui Jl. Sulawesi dengan waktu tempuh sekitar 7-10 menit.
Siapkan fisik karena berkeliling di dalam benteng cukup memakan tenaga.
Membawa botol air minum sendiri di dalam tas.
Memakai alas kaki yang nyaman.
Usahakan datang di hari weekend karena ada festival-festival menarik.
Di setiap hari Minggu juga ada komunitas bahasa Inggris; Pioneer dan BPEC (Benteng English Pannyukki Club) sehingga kamu bisa belajar bahasa Inggris secara gratis di sana.